ANAK TANTRUM SAAT HP DIMINTA ORANG TUA Seorang anak, kelas 6 SD dibawa ke tempat saya, bersama kedua orang tuanya.
“Minta tolong, anak sy diruqyah pak.” Kata ayahnya.
“Kenapa?”, tanya saya.
“Dia ini kalo marah kayak kesetanan. Pintu dibanting, teriak-teriak, bahkan sempat memukul ibunya. Sholatnya juga susah disuruh….”
“Saya sudah menasihatinya, bahkan saya ancam kalo tidak nurut akan saya pukul, tapi malah melawan sambil melotot dan bilang ‘pukul ayo pukul’…, tapi matanya sambil nangis”
“Kalo sudah pegang hp, lupa semua, saya suruh berhenti dan segera sholat. Tapi melawan.”
“Saya ini sedang belajar agama, sy tidak suka kl dia dan istri dengerin musik, apalagi nyanyi di kamar mandi. Saya suruh berhenti dengerin karena jadi susah dinasihati…”
Sang Ayah mencoba menjelaskan panjang lebar.
Anak tersebut menutup muka, dan menangis saat menyimak “aduan” ayahnya.
“Umur berapa?” Tanya saya
“12 tahun” jawab beliau.
“Anak usia 12 itu sedang belajar menjalani hidupnya. Meskipun dia belum punya ilmu.”
“Jika dia diperlakukan keras dia akan semakin melawan. Karena dia belum punya kematangan mental. Dia lebih mudah sakit hati.”
“Kita orang tua sudah tahu benar dan salah, bisa memilih. Anak-anak belum bisa. Anak itu perlu waktu untuk bisa menjalankan agama.”
“Jika Anda memperlakukannya dengan buruk, dia tidak hanya menjauh dari Anda, tetapi mungkin juga menjadi tidak suka dengan yang Anda ajarkan. Setiap orang berproses. Kesalahan orang tua adalah ingin anak nurut tanpa proses.”
“Anak dituntut untuk berbakti tetapi orang tua tidak mau bersabar mendampingi.”
_”Jangan terlalu keras kepada anak-anak, tetapi juga jangan longgar. *Anda berdua mungkin terlalu sibuk dengan diri sendiri, benar??*_”
Saya coba jelaskan dan bertanya.
“Sibuk gimana maksudnya?” Tanya beliau.
“Sibuk dengan konflik, saling menyalahkan, sibuk dengan ego diri sendiri, enggan saling mengalah, enggan duduk bersama, saling melempar tanggung jawab. Jawab saya.
“Jadi, sederhana solusinya, banyak ngobrol dengan anak, luangkan waktu lebih banyak untuk duduk dan membangun kedekatan di rumah. Ada banyak rahasia batin anak-anak yang terlewatkan oleh orang tua, jika orang tua enggan mendengar lebih banyak. Sekaranglah saatnya, jangan ditunda. Dan…bangun malam, doakan lebih banyak, serta bertaubat lebih banyak.” saya tutup proses konseling tersebut.
Lalu saya bilang ke anak ini…
“Janji sholat ya…tos dulu deh.”
Dia tersenyum.
Semoga Alloh jadikan dia anak yang sholeh dan berbakti.
Aamiin
Note : dialog aslinya lebih panjang.
By. M. Nadhif Khalyani
——
Sampai ketemu di kelas 17 Dialog Orang Tua dan Anak dalam Al Qur’an
Info lebih lanjut Kelas : https://qermofficial.id/17-dialog