QUR'ANIC EMOTIONAL RELEASE METHOD
Kisah Lelaki Penakluk Singa Dan Istri-nya Yang Suka Mencela*
By. M. Nadhif Khalyani
Imam Adz Dzahabi dalam kitabnya, Al Kabair, menceritakan….
Konon, ada seorang lelaki sholeh memiliki saudara, dan ia termasuk hamba Allah yang shaleh pula.
Ia menjenguk saudaranya ini sekali dalam setahun.
Suatu ketika, ia datang menjenguknya, ia mengetuk pintu rumahnya, lalu istrinya bertanya, ‘Siapa?’,
Ia menjawab, ‘Aku saudara suamimu, aku datang untuk menjenguknya.’
Istrinya menyahut, ‘Dia sedang mencari kayu bakar. Semoga Alloh tidak mengembalikannya, tidak menyelamatkannya, semoga Allah memberikan keburukan padanya,’ ia mencaci suaminya.
Saat lelaki ini berada di depan pintu, tanpa diduga, saudaranya itu datang dari arah gunung dengan seikat kayu bakar yang diletakkan di atas punggung seekor singa yang ia giring di depannya.
Ia hampiri saudaranya itu, mengucapkan salam, menyambut kedatangannya, masuk ke dalam rumah membawa kayu bakar, lalu ia berkata kepada singa tersebut, ‘Pergilah semoga Allah memberkahimu.’
Setelah itu, ia membersilahkan saudaranya, sementara istrinya masih saja mencaci dan terus mengomel, suaminya tidak menanggapi sedikitpun.
Ia kemudian memakan sedikit makanan bersama saudaranya. Setelah itu ia mengantar kepergian saudaranya itu, ia pun heran pada kesabaran saudaranya dalam menghadapi sikap istrinya.
Pada tahun berikutnya, saudaranya itu kembali datang menjenguk.
Ia mengetuk pintu, lalu istri saudaranya itu bertanya, ‘Siapa?’
Ia menjawab, ‘Aku saudara suamimu.’
Istrinya menjawab, ‘Selamat datang, silahkan duduk, dia sebentar lagi akan datang dengan baik dan selamat in syaa Alloh.’
Lelaki ini heran dengan kelembutan tutur kata dan kesopanannya.
Tidak lama kemudian, saudaranya datang dengan memanggul kayu bakar di punggungnya. Ia heran, mengapa ia memanggul sendiri kayu itu.
Ia kemudian mengucapkan salam, masuk dan mempersilahkan saudaranya untuk masuk ke rumah.
Istri saudaranya kemudian menyuguhkan makanan untuk mereka berdua, lalu mendoakan dengan kata-kata yang lembut.
Saat hendak berpisah, saudaranya ini bertanya, ‘Wahai saudaraku, beritahukan padaku tentang sesuatu yang hendak aku tanyakan kepadamu.’
Ia melanjutkan, ‘Setahun lalu, aku datang kemari, aku mendengar kata-kata seorang wanita yang panjang lisan, tidak sopan, dan suka mencela. Aku melihatmu datang dari arah gunung dan seikat kayu yang dipanggul oleh seekor singa yang ditundukkan dihadapanmu. Lalu, tahun ini aku melihat seorang wanita yang lembut tutur katanya, tidak mencela, dan aku melihatmu datang dari gunung memanggul kayu bakar di pundakmu.
Apa sebabnya?’
“Saudaraku, wanita yang buruk akhlaknya tersebut telah meninggal dunia, aku sabar menghadapi akhlaknya dan apapun yang ia lakukan, aku lelah hidup bersamanya, dan aku sabar menghadapinya, sehingga Alloh menundukkan seekor singa untukku. Singa yang engkau lihat membawakan kayu bakar itu karena kesabaranku menghadapi istriku.
Setelah istriku wafat, aku menikahi seorang wanita lain, yang baik akhlaknya.
Aku hidup tenang bersamanya, sehingga singa tersebut tidak ada lagi dan aku harus memanggul sendiri kayu bakar ini, karena aku sudah hidup nyaman dengan istri yang diberkahi dan taat ini.’ (dari kitab Az Zawajir Hal 429, dalam Kitab Al Kabari karya Imam Adz Dzahabi, hal 332)
Kawan…
Bersabarlah terhadap istri atau suamimu…
Kesabaran itu tidak akan pernah sia-sia.
Ujian itu selalu diganti dengan kebaikan sempurna.
Jika Allah cabut satu hal, maka DIA pasti datangkan hal lain sebagai penggantinya, sebagaimana lelaki sholeh ini mendapatkan seekor singa yang menemaninya saat ia sabar menghadapi istrinya. Bahkan dikemudian hari Alloh berikan kebaikan-kebaikan lain.
Bersabarlah dan tunggu datangnya kebaikan-kebaikan besar dalam hidupmu.
Baarakallohu fiikum