QUR'ANIC EMOTIONAL RELEASE METHOD
Komunikasi dengan Anak sering kali menjadi masalah yang berujung konflik atau selisih pendapat.
Banyak Orang Tua yang mengeluhkan anak nya tidak mandiri Padahal anak orang lain tidak seperti itu.
Anak Emosinya tidak Stabil malah sering Tantrum, Marah, mudah sedih Dll
Anak Sudah baligh, bahkan dewasa secara usia, tetapi belum nampak kemandirian dalam banyak hal, dari ibadah hingga urusan pribadinya.
Ada fakta-fakta unik dalam Al Qur’an dan sunnah tentang dialog orang tua dan anak. Fakta-fakta ini menunjukkan cara berpikir anak, emosinya, serta kemampuan yang sebenarnya secara fitrah sudah ada dalam dirinya. Diantara fakta-fakta tersebut sebagai berikut
Sebagian besar anak yang dialog dalam Al Qur'an adalah anak usia 12 tahun ke atas. Seperti dalam cerita Nabi Yusuf dan Nabi Ismail. Ini maknanya, anak usia ini mulai punya konsep berpikir, punya pendapat, dan punya keinginan
Al Qur'an menggambarkan anak usia ini sudah mulai mengenal konflik. Ini maknanya ego-nya mulai menguat, bahkan mempertahankannya. Anak usia ini mulai punya pilihan untuk menggunakan konflik sebagai salah satu cara meraih kepentingan dirinya. Baik konflik dengan orang lain maupun dengan keluarganya sendiri.
Dalam hadits, juga digambarkan bahwa anak usia ini mulai mengenal beban atas dirinya sendiri. Usia ini adalah peralihan dari sebutan anak menjadi dewasa, kata Umar Bin Abdul Aziz.
Anak usia ini, sedang mencoba memutuskan untuk hidupnya sendiri, sebagaimana Kisah Ibnu Umar yang memutuskan ikut perang Khandaq
Anak usia SMP itu "belajar berpisah" dan melepaskan diri dari pengaruh orang tua. Begitu kata Ibnul Jauzy. Orang tua bukan lagi satu-satunya referensi baginya. Ada efek negatif yang perlu diwaspadai, yaitu hubungan dg orang tua menjauh, dan lebih dekat dengan teman.
Anak usia SMP itu sebenarnya sudah bisa mandiri dalam ibadah, jika dia dilatih selama 3 tahun berturut-turut. Hanya saja, ini harus dilakukan di usia 7-10
Anak usia ini sudah mengenal lawan jenis "dengan baik". Bahkan ia bisa mengambil keputusan atas "keinginannya" ini.
Testimoni
Yang telah mendapatkan manfaat ini :
Komunikasi dengan Anak sering kali menjadi masalah yang berujung konflik atau selisih pendapat.
Banyak Orang Tua yang mengeluhkan anak nya tidak mandiri Padahal anak orang lain tidak seperti itu.
Anak Emosinya tidak Stabil malah sering Tantrum, Marah, mudah sedih Dll
Anak Sudah baligh, bahkan dewasa secara usia, tetapi belum nampak kemandirian dalam banyak hal, dari ibadah hingga urusan pribadinya.
Ada fakta-fakta unik dalam Al Qur’an dan sunnah tentang dialog orang tua dan anak. Fakta-fakta ini menunjukkan cara berpikir anak, emosinya, serta kemampuan yang sebenarnya secara fitrah sudah ada dalam dirinya. Diantara fakta-fakta tersebut sebagai berikut
Sebagian besar anak yang dialog dalam Al Qur'an adalah anak usia 12 tahun ke atas. Seperti dalam cerita Nabi Yusuf dan Nabi Ismail. Ini maknanya, anak usia ini mulai punya konsep berpikir, punya pendapat, dan punya keinginan
Al Qur'an menggambarkan anak usia ini sudah mulai mengenal konflik. Ini maknanya ego-nya mulai menguat, bahkan mempertahankannya. Anak usia ini mulai punya pilihan untuk menggunakan konflik sebagai salah satu cara meraih kepentingan dirinya. Baik konflik dengan orang lain maupun dengan keluarganya sendiri.
Dalam hadits, juga digambarkan bahwa anak usia ini mulai mengenal beban atas dirinya sendiri. Usia ini adalah peralihan dari sebutan anak menjadi dewasa, kata Umar Bin Abdul Aziz.
Anak usia ini, sedang mencoba memutuskan untuk hidupnya sendiri, sebagaimana Kisah Ibnu Umar yang memutuskan ikut perang Khandaq
Anak usia SMP itu "belajar berpisah" dan melepaskan diri dari pengaruh orang tua. Begitu kata Ibnul Jauzy. Orang tua bukan lagi satu-satunya referensi baginya. Ada efek negatif yang perlu diwaspadai, yaitu hubungan dg orang tua menjauh, dan lebih dekat dengan teman.
Anak usia SMP itu sebenarnya sudah bisa mandiri dalam ibadah, jika dia dilatih selama 3 tahun berturut-turut. Hanya saja, ini harus dilakukan di usia 7-10
Anak usia ini sudah mengenal lawan jenis "dengan baik". Bahkan ia bisa mengambil keputusan atas "keinginannya" ini.
Testimoni
Yang telah mendapatkan manfaat ini :
